Skenario Rekor yang Ambyar di Vicarage Road, Bukti Liverpool Juga 'Manusia'
Trend Dunia - Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini. Liverpool akhirnya menorehkan kekalahan di pekan ke-27 Liga Inggris ketika mereka bertandang ke markas Watford, Vicarage Road, Minggu (01/03/20) dini hari WIB.
Tiga gol tim tuan rumah tersebut dihasilkan melalui kreasi catatan brace Ismaila Sarr dan satu gol dari sang kapten, Troy Deeney.
Hasil ini tentu sangat mengcewakan bagi skuad The Reds dan para fans. Tak ada yang menyangka Liverpool harus kalah dengan tiga gol tanpa balas.
Walau masih dominan di Liga Inggris, namun langkah mereka untuk jadi tim super musim ini resmi terhenti.
Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini.
Tak Sesuper yang Dibayangkan Liverpool benar-benar tampil luar biasa musim ini. Untuk pertama kalinya kita menyaksikan ada sebuah klub yang mampu unggul 22 poin atas rival terdekatnya di Liga Inggris, liga yang terkenal sangat kompetitif.
Banyak orang menilai Liverpool merupakan tim terbaik dunia. Bahkan, kehebatan skuad asuhan Jurgen Klopp digadang-gadang bisa melebihi Barcelona era Guardiola, Bayern Munchen di tahun 2013, atau Real Madrid di masa kejayaan Cristiano Ronaldo.
Julukkan tim super pun siap tersemat bagi Liverpool di akhir musim. Bagaimana tidak, The Reds berpotensi menjadi tim terbaik sepanjang masa di Liga Inggris.
Sampai pekan ke-27, liverpool masih tampil tak terkalahkan. Jika terus bertahan hingga akhir musim, itu artinya Liverpool menyamai rekor invincible Arsenal musim 2003-2004 yang menggondol trofi tanpa merasakan kekalahan.
Bahkan, The Reds bisa jadi yang terbaik sepanjang masa karena berpeluang besar memiliki catatan kemenangan yang lebih baik dari The Gunners. Liverpool cuma butuh 27 laga untuk menyamai jumlah kemenangan Arsenal di musim 2003-2004 (26 kemenangan).
Jika mampu tampil bersih sepanjang musim tanpa kekalahan, Liverpool juga otomatis memegang rekor sebagai tim dengan jumlah laga tak terkalahkan terbanyak di sejarah sepak bola Inggris.
Namun, apa boleh buat, segala skenario itu harus ambyar hanya dalam satu malam di Vicarage Road, markas Watford. Liverpool yang mengoleksi 44 laga beruntun tanpa kalah dipastikan gagal menyalip rekor Arsenal yang memiliki catatan 49 laga tak terkalahkan.
Liverpool juga dipastikan gagal menyamai rekor invincible Arsenal yang tak terkalahkan ketika menjuarai Liga Inggris 2003-2004.
Terpuruk dalam Semalam Dalam satu laga di Vicarage Road, sejumlah rekor buruk pun tertoreh yang sekaligus membuktikan bahwa Liverpool juga 'manusia' yang punya banyak kelemahan.
Pertandingan melawan Watford jadi laga kedua dari 172 pertandingan liga Liverpool di bawah Jurgen Klopp di mana mereka cuma mencatatkan satu tembakan ke gawang.
5 Rekor yang Masih Bisa Dipecahkan Liverpool Hingga Akhir Musim
Trend Dunia - Kekalahan dari Watford membuat rekor tak terkalahkan Liverpool pada pagelaran Liga Inggris berakhir. Bertanding di Stadion Vicarage Road, Minggu (1/3/2020) dini hari WIB, Liverpool tumbang 0-3 dari Watford.
Tiga gol Watford disumbang oleh Ismaila Sarr (54',60') dan Troy Deeney (72'). Sebelumnya, Liverpool tercatat tak terkalahkan dalam 44 pertandingan beruntun Liga Inggris.
Rekor itu dicatat dengan hasil pertandingan musim lalu sebelum akhirnya dihentikan oleh Watford. Meski demikian, Liverpool masih bisa memecahkan sejumlah rekor hingga sisa pagelaran Liga Inggris musim ini.
Melansir Sky Sports, berikut rekor yang bisa dipecahkan Liverpool: Kemenangan terbanyak - 32 (Manchester City, Liga Inggris 2017-2018, 2018-2019) Hingga pekan ke-28 Liga Inggris 2019-2020, Liverpool telah mencatatkan 26 kemenangan dari 28 pertandingan.
Liverpool memiliki peluang untuk memecahkan rekor kemenangan terbanyak milik Manchester City pada 2017-2018 dan 2018-2019. Kala itu, City mengakhiri musim dengan 32 kemenangan dan meraih trofi Liga Inggris. Jika pasukan Juergen Klopp mampu meraih kemenangan pada laga-laga selanjutnya, Liverpool bisa memecahkan rekor Man City saat bersua Burnley pada April mendatang.
Liverpool juga berpeluang mengakhiri kompetisi dengan 36 kemenangan pada akhir musim jika masih mampu memetik kemenangan di sisa laga. Poin terbanyak - 100 (Manchester City, 2017-2018) Lagi-lagi The Reds, julukan Liverpool, berpeluang memecahkan rekor milik Manchester City pada Liga Inggris musim 2017-2018.
Pada Liga Inggris muism 2017-2018, Man City mengakhiri kompetisi dengan koleksi 100 poin. Liverpool yang kini berada di puncak dengan 79 poin masih mungkin mengejar angka tersebut bahkan melebihi pencapaian pasukan Pep Guardiola.
Sky Sports pun mencatat Mo Saleh dkk bisa tetap mencapai rekor tersebut apabila ditahan sekali imbang di sisa pertandingan. Namun, semua itu bisa dicapai dan dipecahkan jika skenario terbaik berjalan yaitu Liverpool memenangkan sejumlah laga di sisa kompetisi musim ini.
Pada 2018-2019, Liverpool finis di peringkat kedua klasemen dengan total 97 poin, berjarak satu poin dari pemenang musim itu, Man City.
Kemenangan tandang terbanyak dalam satu musim - 16 (Manchester City, 2017-2018) Liverpool hampir memenangkan semua pertandingan tandang musim ini kecuali dua laga saat melawan Man United dan Watford.
The Reds imbang saat bersua ke Old Trafford dan kalah di kandang Watford. Dikutip dari situs Premier League, Liverpool kini tercatat 12 kali menang tandang sepanjang musim 2019-2020.
Liverpool berpotensi melebihi pencapaian Man City dengan lima sisa laga tandang selanjutnya. Kemenangan kandang terbanyak - 18 (Chelsea, 2005-2006; Man United, 2010-2011; Man City, 2011-2012 dan 2018-2019) Sky Sports mencatat tak ada satu tim yang bisa memenangkan setiap laga kandang dalam satu musim.
Saat ini The Reds tercatat meraih 13 kemenangan kandang dan dengan lima laga kandang tersisa, Liverpool bisa menyamai rekor milik Chelsea, Man United, dan Man City.
Jika Liverpool bisa memetik kemenangan di semua laga kandang yang tersisa, tim asuhan Juergen Klopp itu akan menjadi kubu pertama yang bisa memenangkan semua laga kandang dalam satu musim.
Liverpool saat ini unggul 22 poin dari Man City yang berada di posisi kedua klasemen Liga Inggris.
Namun, dengan kekalahan The Reds dari Watford, masih membuka peluang Man City untuk memperkecil jarak poin dengan sang pemuncak klasemen.
Artinya, Liverpool harus terhindar dari kekalahan bahkan saat bertandang ke Stadion Etihad pada 5 Maret mendatang.
Hasil di Watford dan Kelemahan Liverpool yang Kembali Berulang
Trend Dunia - Media asal Liverpool, Liverpool Echo, menyoroti tema sama dari kekalahan-kekalahan dan beberapa penampilan buruk pasukan Juergen Klopp musim ini. Secara mengejutkan, Liverpool kalah 0-3 di markas Watford pada laga lanjutan Liga Inggris, Minggu (1/3/2020) dini hari WIB.
Dua gol Ismaila Sarr dan satu dari kapten Troy Deeney pada laga Watford vs Liverpool mengakhiri rentetan 18 kemenangan beruntun The Reds.
Hasil ini merupakan kekalahan pertama pasukan Juergen Klopp sejak Mohamed Salah cs tumbang 1-2 di kandang Manchester City pada 3 Januari 2019 atau 422 hari silam.
Kekalahan besar pada laga Watford vs Liverpool menghapus impian para fans kubu Anfield untuk melihat tim mereka mengulang prestasi tak terkalahkan Arsenal Invincibles.
Ketika itu, Arsenal menorehkan 49 laga tak terkalahkan secara beruntun sementara Liverpool harus puas dengan angka 44 pertandingan tanpa kalah.
Liverpool Echo mengutarakan bahwa penampilan di Vicarage Road tersebut sebagai "salah satu yang terburuk di era Juergen Klopp." "Pada akhirnya, 90 menit ini menunjukkan pentingnya hasrat untuk menang.
Watford, yang tengah bertarung untuk keluar dari zona degradasi, sangat perlu kemenangan. Liverpool, yang unggul 22 poin di puncak Liga Inggris, tak menunjukkan hal sama," lanjut media tersebut.
Mereka menyoroti bahwa intensitas yang menjadi salah satu aspek kunci penampilan The Reds hampir tak terlihat di laga ini. "Tak ada pressing, tak ada kepaduan, tak ada ancaman, kosong sama sekali," tulis Echo lagi.
Mereka menekankan kalau penampilan semacam ini bukan lagi kejutan apabila menilik beberapa laga terakhir. Satu hal yang mengkhawatirkan adalah bukan bagaimana Liverpool kalah permainan dari Watford, tetapi bagaimana lawan dari zona degradasi tersebut menang secara fisik dan melakukan bullying kepada para pemain The Reds sejak menit pertama.
"Menjadi kompetitif di tengah tantangan fisik menjadi ciri khas dan kekuatan utama The Reds musim ini tetapi hari ini mereka terlihat terlalu lemah," tulis Liverpool Echo lagi.
Kekalahan tersebut memang tak berarti banyak dalam perjalanan The Reds musim ini. Mohamed Salah dkk hanya perlu empat kemenangan lagi dari 10 laga terakhir untuk menjadi juara Liga Inggris pertama kalinya sejak 1990.
Akan tetapi, Echo menekankan agar para pemain menemukan ketajaman mereka lagi mengingat klub juga punya ambisi di Piala FA dan juga Liga Champions.
"Terlalu usang mengatakan bahwa kekalahan ini adalah sebuah blessing in disguse. Akan tetapi, hasil ini mengingatkan pasukan Klopp bahwa mereka hanyalah manusia biasa sejak periode dominasi sebelum ini," tutur Klopp.
Sementara itu, komentar pembaca yang paling banyak mendapat up vote di artikel tersebut menyinggung tentang bagamana pemain The Reds terkuras pada musim berat ini. "Kita mendapatkan apa yang layak, nol poin. "Menurut saya, para pemain terkuras secara mental dan fisik bahkan setelah ada winter break sekali pun.
Kita pun tak mempunyai ritme. "Hal ini terjadi karena cedera-cedera skala besar yang skuad ini alami pada periode sebelum Natal hingga Januari yang membuat tim tak bisa dirotasi. "Kita juga memainkan beberapa laga dalam kondisi unggul jauh sehingga beberapa pemain lengah. "Biarlah hasil ini membangunkan para pemain.
Namun, para fans juga harus meningkatkan level dan tunjukkan kepada para pemain bahwa kita semua ada di belakang mereka. Menyerang mereka tak akan memberi hasil. "Kita perlu pemain untuk menambah kedalaman skuad agar bisa melakukan rotasi dan opsi dari bangku cadangan.
Kita juga harus bisa menghindari pemain dari daftar cedera. "... Kita harus bermain buruk sekali untuk gagal menjadi juara. Namun, kini kita harus balik ke jalur benar saat melawan Bournemouth sebelum bersua Everton dan Manchester City," tulis pengguna bernama RedForever1 tersebut.
Real Madrid vs Barcelona, Misi Setien Curi Poin Penuh di Santiago Bernabeu
Trend Dunia - Barcelona akan bertamu ke markas Real Madrid dalam lanjutan pekan ke-26 Liga Spanyol 2019-2020, Senin 2 Maret 2020 nanti. Pelatih Barcelona, Quique Setien, berambisi membawa timnya pulang dengan poin penuh saat bertamu ke Santiago Bernabeu.
Setien sendiri menyadari kalau laga kontra Madrid nanti bukanlah pertandingan yang menentukan. Kendati demikian, pelatih 61 tahun itu juga tetap mengimbau kepada para pemain untuk berusaha maksimal untuk mengincar kemenangan.
Poin penuh memang dibutuhkan Antoine Griezmann dan kolega guna meperlebar jarak mereka dengan Madrid di klasemen sementara Liga Spanyol musim ini. Saat ini, Blaugrana –julukan Barca– berada di puncak dengan selisih dua angka dari pasukan Zinedine Zidane.
“Ini adalah pertandingan penting yang harus kami menangkan untuk menjaga jarak kami di papan klasemen. Mungkin bukan pertandingan yang menentukan, tapi kami harus tetap waspada karena ini menjadi lebih penting bagi mereka yang berambisi untuk merebutnya (posisi teratas klasemen),” ujar Setien, melansir dari laman Marca, Minggu (1/3/2020).
Meraih kemenangan di laga kontra Madrid jelas bukan hal mudah bagi Barcelona. Terlebih Sergio Ramos dan kolega akan tampil dihadapan pendukung mereka sendiri. Meski begitu, Setien tetap optimis timnya bisa tampil baik dan punya peluang untuk meraih kemenangan di Santiago Bernabeu
“Laga nanti akan menjadi El Clasico yang seperti sebelumnya. Selalu berbahaya ketika anda memainkan di laga kandang, terlebih di san (Santiago Bernabeu). Mari berharap agar kami bisa mendapatkan kemenangan untuk para fans kami di sana. Karena itu membawa Anda lebih dekat ke tujuan memenangkan liga,” tandasnya.
Watford vs Liverpool, Troy Deeney Sebut Lovren Titik Lemah The Reds
Trend Dunia - Kapten Watford, Troy Deeney, mengungkap kunci sukses timnya menang 3-0 atas Liverpool di pekan ke-28 Liga Inggris 2019-2020, Minggu (1/3/2020) dini hari WIB. Deeney menilai, kemenangan dicetak The Hornets –julukan Watforfd– karena berhasil memanfaatkan titik lemah The Reds, Dejan Lovren.
Untuk pertama kali sejak pekan ke-15 Liga Inggris 2019-2020, Lovren dimainkan sebagai starter oleh pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. Lovren diturunkan karena duet Virgil van Dijk di jantung pertahanan, Joe Gomez, mengalami cedera lutut beberapa hari yang lalu.
Ternyata, ketiadaan Gomez dan posisinya digantikan Lovren membuat pertahanan Liverpool begitu terbuka. Hal itu terlihat jelas dalam gol kedua dan ketiga Watford yang dicetak Ismaila Sarr pada menit 60 dan Deeney (72’).
Saat itu, skuad Watford melepaskan umpan terobosan yang ditujukan ke jantung pertahanan Liverpool, tepatnya di area yang biasa ditempati Lovren. Sayangnya, Lovren tidak berada di posisi dalam proses dua gol di atas.
Alhasil, Liverpool kalah 0-3 dari Watford, sekaligus kekalahan pertama yang mereka alami musim ini. Sementara itu, satu gol Watford lainnya dicetak Sarr di menit 54.
“Van Dijk merupakan bek berkelas, satu dari lima pemain belakang terbaik di dunia. Saya pikir, sulit untuk melewatinya. Ia bertinggi 6,6 kaki, cepat, kuat dan Anda harus memanfaatkan satu dari yang terlemah. Maaf, bukannya saya tidak menghormati Lovren,” kata Deeney mengutip dari Sky Sports, Minggu (1/3/2020).
Berkat kemenangan atas Liverpool, Watford lepas dari jeratan degradasi. Saat ini, Watford duduk di posisi 17 klasemen sementara Liga Inggris 2019-2020 dengan koleksi 27 angka.
Liverpool Gagal Pecahkan Rekor Invincible Arsenal, Van Dijk Tak Peduli
Trend Dunia - Liverpool harus menelan pil pahit ketika menjalani matchday ke-28 Liga Inggris musim 2019-2020. Menghadapi Watford, skuad The Reds –julukan Liverpool– harus puas menyudahi laga dengan kekalahan 0-3 dari lawannya.
Dalam pertandingan yang dimainkan di Vicarage Road, pada Minggu (1/3/2020) dini hari WIB, Liverpool memang bermain tak seperti biasanya. Liverpool memang menguasai permainan, namun kesulitan untuk bisa menembus pertahanan tuan rumah.
Sementara Watford justru bermain lebih efisien dengan strategi serangan balik. Alhasil tiga gol berhasil bersarang ke gawang Alisson Becker di pertandingan tersebut melalui aksi-aksi dari Ismaila Sarr (dua gol) dan Troy Deeney. Kekalahan itu memupuskan harapan Liverpool untuk menyamai rekor tak terkalahkan dalam satu musim di Liga Inggris milik Arsenal.
Bek andalan Liverpool, Virgil van Dijk, pun berkomentar soal kegagalan klubnya memecahkan rekor Invincible milik Arsenal di Liga Inggris musim ini. Van Dijk mengatakan bahwa Liverpool memang tak pernah memikirkan untuk bisa memecahkan rekor tersebut.
“Rekor dan pembahasan seputar itu hanya ada di media, kami hanya berusaha untuk meraih kemenangan di dalam setiap pertandingan yang akan kami mainkan sepanjang musim ini,” ucap Van Dijk, seperti disadur dari BBC Sport, Minggu (1/3/2020).
“Kami kini akan fokus ke pertandingan berikutnya, partai di ajang Piala FA, dan kami akan berusaha menang. Kami harus tetap membumi dan bekerja lebih keras lagi buat laga berikutnya,” tuntas mantan pemain Southampton tersebut.
Dianggap Belum Berkembang, Barcelona Justru Lebih Bergantung pada Lionel Messi
Trend Dunia - Ketergantungan Barcelona terhadap Lionel Messi dianggap jauh lebih parah daripada musim-musim sebelumnya. Sejak ditangani Quique Setien, Messi jadi pusat semua permainan Barca dalam dominasi bola.
Pandangan di atas disampaikan oleh mantan pemain Blaugrana, Rivaldo, yang juga menilai Barca belum benar-benar berkembang di bawah Setien. Dia yakin Barca yang sekarang masih belum stabil.
Senin (2/3/2020) mendatang, Barca bakal menyambangi Real Madrid di Santiago Bernabeu dalam duel kedua El Clasico musim 2019/20 ini. Rivaldo tahu Messi akan kembali jadi satu-satunya pemain yang bisa membuat perbedaan.
Apa maksud Rivaldo? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Jadi Pijakan Barca
Bagi Rivaldo, kondisi Barca dan Madrid musim ini sama-sama buruk. Duel El Clasico nanti tidak akan jadi penentu perebutan gelar juara musim ini, meski kemenangan bisa mendongkrak moral tim.
"Barcelona bakal menyambangi Santiago Bernabeu dengan keunggulan dua poin dari Real Madrid di La Liga," buka Rivaldo kepada Betfair.
"Namun, pertandingan itu tidak akan menentukan perebutan gelar juara, sebab kita sudah melihat kedua tim kehilangan poin saat melawan klub-klub yang lebih kecil."
"Biar begitu, pertandingan ini bisa memberikan rasa puas untuk Barcelona [jika menang], yakni dengan membuat musim rival lama mereka jadi tidak keruan," imbuhnya.
Belum Berkembang
Barcelona boleh jadi diunggulkan, tapi Rivaldo sendiri tidak yakin apakah Barca yang sekarang sudah cukup berkembang. Melihat permainan yang sekarang, Barca dianggap tidak sekuat dahulu.
"Namun mereka masih belum berkembang di bawah pelatih baru, Quique Setien, dan tim belum benar-benar menemukan performa terbaik mereka musim ini," sambung Rivaldo.
"Mereka memang punya pemain-pemain terbaik, tapi masih harus tampil lebih baik lagi dalam hal penguasaan bola. Mereka juga harus lebih sering menembak dari luar kotak penalti untuk mengejutkan lawan."
Bergantung pada Messi
Juga, Rivaldo yakin Barca yang sekarang justru lebih bergantung pada Messi. Gaya bermain Setien, dengan umpan-umpan pendek dan penguasaan bola, justru membuat Messi jadi pusat segalanya.
"Mereka bermain dengan sistem baru yang justru membuat mereka lebih bergantung pada Messi. Sebab dia bertanggung jawab membuat perbedaan dengan dribelnya, tembakan dari luar kotak penalti, dan kombinasi dengan pemain lain," lanjut Rivaldo.
"Namun, seperti yang kita lihat pada laga kontra Napoli di Liga Champions pekan ini, Messi diincar banyak pemain lawan dan jika dia tidak membuat keajaiban, tim Barca langsung kesulitan," tutupnya.
Fred Datang ke MU untuk Meraih Trofi, Sudah Benar?
Trend Dunia - Fred ikut berperan dalam pesta lima gol Manchester United ke gawang Club Brugge pada duel leg kedua 32 besar Liga Europa 2019/20, Jumat (28/2/2020). Dia mencetak dua gol penutup MU di 10 menit akhir.
Meninggalkan Shaktar Donetsk, Fred datang ke Old Trafford pada awal musim 2019/19 lalu, di bawah Jose Mourinho. Dia sempat kesulitan dan lebih banyak dicadangkan semusim terakhir.
Situasinya berubah sejak ditangani Ole Gunnar Solskjaer. Fred menjelma jadi salah satu pemain terpenting di tengah absennya Paul Pogba karena cedera panjang.
Sekarang, Fred selalu jadi andalan dari laga ke laga. Baginya pribadi situasi ini adalah awal dari usaha mewujudkan mimpi.
Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Raih Trofi, Bikin Sejarah
Fred tidak sembarangan memilih MU. Dia datang untuk meraih trofi dan tetap bertahan meski kesulitan juga demi meraih trofi. Selama satu tahun terakhir, Fred tahu MU adalah tempat terbaik baginya.
"Saya ingin menjadi pemain besar dan saya ingin menjadi bagian dari sejarah Manchester United. Memang sudah demikian, tapi saya ingin membuat sejarah di sini dan meraih sejumlah trofi," tegas Fred kepada UnitedPeoplesTV via Goal internasional.
"Itulah target saya di MU. Saya datang ke sini karena ini adalah klub besar. Jadi, seperti yang saya katakan, saya ingin meraih trofi dan terus bekerja keras di sini. Membuat nama saya dikenang di MU."
Candaan Solskjaer
Dua gol Fred ke gawang Club Brugge kemarin sangat penting bagi dia pribadi, juga penting bagi pemain lain dan Ole Gunnar Solskjaer.
Menurut Solskjaer, Fred adalah salah satu pemain yang benar-benar bekerja keras di setiap pertandingan. Dia senang akhirnya kerja keras itu berbuah gol.
"Saya tidak yakin apakah saya akan masih hidup ketika berikutnya dia [Fred] mencetak gol sebab dia sudah membuat begitu banyak percobaan," kata Solskjaer sambil tersenyum.
"Namun, satu gol dengan kaki kanan, satu dengan gol kaki kiri. Kami sudah lama bercanda soal ini, tapi akhirnya dia bisa mencetak gol dan saya sangat senang untuknya," tandasnya.
Beda Peran dan Posisi, Penyebab Fred Sempat Kesulitan di MU
Trend Dunia - Gelandang Manchester United, Fred, bicara soal posisi idealnya di lapangan. Dia mengaku lebih senang bermain sebagai gelandang box-to-box, seperti yang pernah dia lakukan selama membela Shakhtar Donetsk.
Perjalanan Fred di Old Trafford tidak benar-benar mulus. Dia sempat tampil buruk, diragukan, dan dianggap tidak sesuai harapan. Namun, Fred perlahan-lahan menjawab setiap keraguan itu.
Dia menjelma jadi salah satu pemain terpenting Ole Gunnar Solskjaer di tengah absennya Paul Pogba. Meski tidak bermain di posisi terbaiknya, dia tetap bisa membantu MU sebaik mungkin.
Baca komentar Fred selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Sedikit Berbeda
Fred tidak membantah bahwa dia sempat kesulitan, tapi itu semua adalah proses adaptasi. Premier League berbeda dari Liga Ukraina, dia perlu waktu untuk memahami peran yang baru.
"Saya kira posisi ideal saya adalah untuk lebih banyak ikut menyerang seperti yang saya lakukan bersama Shakhtar," buka Fred kepada UnitedPeoplesTV via Goal internasional.
"Saat itu saya bermain lebih seperti gelandang box-to-box, jadi saya bermain lebih menyerang."
"Di sini, semua tim bermain lebih padat. Banyak tim-tim yang membuat saya kesulitan menembus kotak penalti dan berada di posisi untuk menembak. Ini sedikit berbeda," sambungnya.
Bantuan Carrick
Melewati kesulitan adaptasi untuk mencapai level yang sekarang bukanlah perkara mudah bagi Fred. Fans MU benar-benar menuntut, dia beruntung mendapatkan bantuan banyak orang.
"Michael Carrick banyak membantu saya dari hari ke hari. Kami selalu berbicara dan dia mencoba membantu saya dalam hal pemilihan posisi di lapangan," imbuh Fred.
"Ketika saya pertama kali tiba, saya akan mengontrol bola di lini tengah, lalu ada satu atau dua pemain lawan yang bisa merebut bola dari saya. Sekarang saya bisa memahami pertandingan lebih baik, memahami bahwa saya harus lebih cepat dan lebih kuat," tutupnya.
Sergio Ramos Bongkar Rahasia Suksesnya di Real Madrid, Apa Saja?
Trend Dunia - Sergio Ramos mencoba membagikan rahasia suksesnya di Real Madrid selama bertahun-tahun. Dia mengaku senang bisa membela klub sebesar Los Blancos, meski menjaga level tinggi dari tahun ke tahun jelas tidak mudah.
Bek 33 tahun ini mendarat di Santiago Bernabeu pada tahun 2005 dan melaju untuk meraih empat gelar juara La Liga, empat trofi Liga Champions, dan tiga Piala Super Eropa.
Singkatnya, Ramos adalah salah satu pemain paling sukses dalam sejarah Madrid. Dia salah satu pemain yang paling konsisten dari musim ke musim, yang bisa dibuktikan dengan ban kapten di lengannya.
Apa kata Ramos tentang kariernya bersama El Real?
Rahasia Ramos
Menjaga level tinggi yang sama dari musim ke musim tidaklah mudah, khususnya soal menjaga hasrat meraih trofi. Bagi Ramos, rahasianya hanyalah kerja keras, dedikasi, dan ambisi untuk terus menang.
"Rahasianya adalah kerja keras. Ini soal dedikasi dan tidak kehilangan fokus atau ambisi. Itu fundamental," tutur Ramos kepada La Liga.
"Itu sulit, tapi jika Anda bisa mengatur ulang diri Anda setiap musim untuk terus berjuang, meraih trofi, dan menjaga sikap ingin meraih gelar juara, itu sangat penting," imbuhnya.
Belajar Hal Baru
Lebih lanjut, Ramos tidak hanya beruntung bisa terus bertahan di level tinggi selama bertahun-tahun. Dia selalu menjaga diri dan selalu berusaha berkembang setiap memasuki musim baru.
"Saya selalu menjaga diri, dan menjaga kondisi fisik terbaik selalu jadi salah satu fokus saya," sambung Ramos.
"Anda mempelajari hal-hal baru setiap tahun jadi selalu ada ruang untuk berkembang. Itulah yang seharusnya jadi fokus Anda, yakni terus berkembang dan memaksimalkan situasi Anda," tutupnya.
Ramos bakal menorehkan rekor spesial sebagai pemain yang paling banyak tampil di El Clasico ketika Madrid menjamu Barcelona, Senin (2/3/2020) mendatang.
Home Spanyol Real Madrid vs Barcelona - Panggungnya Pemain Kepala Tiga
Trend Dunia - El Clasico jilid II pada Liga Spanyol 2019-2020 menjadi panggung para pemain 'kepala tiga'.
Bentrokan Real Madrid dan Barcelona akan tersaji pada pekan ke-26, Minggu (1/3/2020).
Los Blancos mendapat keuntungan karena bermain di kandang sendiri, Estadio Santiago Bernabeu.
El Clasico kali ini melibatkan 13 pemain berusia 30 tahun atau lebih.
Rinciannya adalah tujuh pemain dari El Real dan enam dari Blaugrana.
Di kubu Madrid, pemain tertua adalah Luka Modric dengan umur 34 tahun.
Enam pemain Madrid lainnya yang menginjak usia kepala tiga adalah Sergio Ramos (33 tahun), Karim Benzema (32), Marcelo (31), Toni Kroos (30), Nacho Fernandez (30), dan Gareth Bale (30).
Adapun enam pemain Barcelona dengan usia 30 tahun atau lebih adalah Gerard Pique (33), Lional Messi (32), Sergio Busquets (31), Arturo Vidal (32), Ivan Rakitic (31), serta Neto (30).
Sebenarnya Barcelona memiliki Luis Suarez dan Jordi Alba yang berumur 33 tahun dan 30 tahun.
Namun, dua sosok tersebut tak bisa mentas di kandang Madrid karena cedera.
Rata-rata usia pemain Barcelona adalah 27,3 tahun.
Sementara itu, rataan usia skuad Madrid 26,6 tahun.
Cristiano Ronaldo Tak Tahu Rasanya Dikalahkan Inter Milan
Trend Dunia - Sebuah positif menjadi modal bagi megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, untuk menghadapi duel akbar melawan Inter Milan pada pekan ke-26 Liga Italia 2019-2020.
Juventus siap menerima kedatangan Inter Milan di Allianz Stadium, Minggu (1/3/2020).
Bagi Cristiano Ronaldo, duel tersebut akan menjadi pertemuannya yang ketujuh dengan il Nerazzurri.
Kapten timnas Portugal itu boleh berbangga diri karena tak pernah merasakan dikalahkan Inter.
Ia meraih tiga kemenangan plus tiga hasil seri dari enam kali bentrokan di partai kompetitif melawan Inter.
Ronaldo pernah menghadapi pasukan biru-hitam dalam balutan seragam Sporting CP, Manchester United, dan sekarang Juventus.
catatan lainnya, Ronaldo membukukan dua gol.
Kualifikasi Liga Champions 2002-2003 menjadi momen perdana pertemuan sang superstar dengan Inter.
Kala itu, Ronaldo mentas selama 32 menit untuk Sporting CP dalam duel yang berksesudahan 0-0.
Pindah ke Manchester United, CR7 dua kali bersua raksasa kota mode dalam babak 16 besar Liga Champions musim 2008-2009.
Ronaldo mengukir satu gol dalam partai leg kedua untuk membantu Setan Merah merebut kemenangan agregat 2-0.
Adapun catatan Ronaldo sejak gabung ke Juventus pada 2018 adalah dua kemenangan, satu hasil imbang, dan satu gol dari tiga duel versus Inter di Liga Italia.
Kemenangan Man City Atas Madrid Menunjukkan Betapa Kuat Liga Inggris
Trend Dunia - Kemenangan Manchester City atas Real Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019-2020 menunjukkan seberapa tingginya kualitas Liga Inggris.
Liga Inggris merupakan liga dengan kualitas terbaik di dunia.
Hal tersebut diungkapkan oleh pelatih Liverpool, Juergen Klopp.
Klopp menunjuk kemenangan 2-1 Manchester City atas Real Madrid, Kamis (27/2/2020) dini hari WIB, sebagai buktinya.
Dia mengatakan tim besutan Pep Guardiola itu lebih baik dari Real Madrid, yang kerap disebut sebagai klub terbaik di dunia.
"Itu (kemenangan Man City atas Madrid) menunjukkan kualitas Liga Inggris," ujar Klopp seperti dikutip BolaSport.com dari The Telegraph.
"Anda melihat Real Madrid, salah satu tim terbaik di dunia, namun City jelas lebih baik."
"Jadi itu menunjukkan seberapa kuat liga ini," kata Klopp menambahkan.
Klopp juga memberikan pendapatnya mengapa musim ini Manchester City mengalami kemerosotan di Liga Inggris.
Menurutnya, itu dikarenakan Manchester City kehilangan beberapa pemain penting.
“Jika orang berpikir City tidak sebagus dulu, saya rasa tidak. Mereka sama bagusnya," ucap Klopp.
“Mereka mencetak gol lebih banyak dari kami, meski kebobolan lebih banyak."
"Jika Anda bertanya mengapa, itu jelas mereka telah kehilangan beberapa pemain penting," tutur sang ankhoda.
Jack Grealish, dari Bocah Bengal Hingga Jadi Pemain Incaran Man United
Tidak ada yang meragukan permainan impresif Jack Grealish bersama Aston Villa pada musim 2019-2020.
Pemain berusia 24 tahun itu berhasil menuntun timnya menuju final Piala Liga Inggris melawan Manchester City di Stadion Wembley, Minggu (1/3/2020) pukul 23.30 WIB.
Grealish menceritakan banyak perubahan yang terjadi selama berkarier sebagai pesepakbola profesional.
"Semua orang tahu bahwa saya memiliki pengalaman buruk dengan pers ketika masih remaja, tetapi saya tidak dapat mengubah fakta tersebut," ucap pemain kebangsaan Inggris itu seperti dikutip BolaSport.com dari Sky Sports.
"Namun, sekarang saya tahu apa yang ingin saya lakukan dalam karier. Bermain untuk Aston Villa, bermain untuk Inggris, dan memenangi trofi, itulah tujuan saya."
"Banyak perubahan yang terjadi. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini telah membentuk karakter dan permainan saya hingga sampai sekarang," ujar Grealish menambahkan.
Saat masih remaja, tepatnya pada 2015, sang pemain pernah masuk berita utama yang digambarkan tergeletak di pinggir jalan.
Perilakunya berubah sejak bertemu dengan John Terry yang menjabat sebagai asisten pelatih klub.
Hingga akhirnya, Grealish kini menjelma sebagai kapten tim dan juga pemain terpenting untuk Aston Villa.
Catatan sembilan gol dan delapan assist dalam 29 pertandingannya musim ini membuat Manchester United kepincut untuk memboyongnya dari Villa Park.
Gagal di Liga Europa, Arsenal Harus Bayar Ganti Rugi ke Fans Rp 82,5 Miliar
Trend Dunia - Kegagalan Arsenal melaju ke babak 16 Besar Liga Europa 2019/2020 sangat mungkin berdampak besar. Sebab, The Gunners berpotensi membayar ganti rugi ke fans pemilik tiket terusan senilai 4,5 juta pounds.
Arsenal kalah dari Olympiakos pada leg kedua babak 32 Besar Liga Europa, Jumat (28/2/2020) dini hari WIB. Pada duel yang digelar di Stadion Emirates tersebut, Arsenal kalah 1-2.
Arsenal tertinggal dari gol Pape Cisse pada menit ke-53. Tidak ada gol yang tercipta lagi pada waktu normal. Agregat kemudian menjadi imbang 1-1, Arsenal menang 1-0 di leg pertama.
Laga berlanjut ke babak tambahan waktu. Arsenal mencetak gol lewat Pierre-Emeric Aubameyang menit 113. Harusnya, hasil imbang 1-1 cukup untuk Arsenal melaju ke 16 Besar. Namun, Youssef El-Arabi membawa Olympiakos menang 1-2, sekaligus menyingkirkan Arsenal.
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Nasib Arsenal
Gagal lolos ke babak 16 Besar Liga Europa menjadi musibah bagi Arsenal. Sebab, Liga Europa menjadi salah satu jalan yang bisa dipakai The Gunners lolos ke Liga Champions, apalagi performa di Premier League tak cukup bagus.
Musim 2018/2019 lalu, Arsenal mampu melaju ke final Liga Europa. Akan tetapi, mereka kalah dari Chelsea dengan skor 1-4. Pada musim ini, langkah Mesut Ozil dan kawan-kawan sudah terhenti pada babak 32 Besar.
Bukan hanya secara prestasi, Arsenal juga kehilangan pendapatan karena tersingkir dari Liga Europa. The Gunners sudah pasti kehilangan uang hak siar dan hadiah Liga Europa yang jumlahnya cukup besar.
Selain itu, dikutip dari Daily Mirror, Arsenal juga harus membayar ganti rugi kepada fans yang sudah membeli tiket terusan selama satu musim. Jumlahnya cukup besar, hingga 4,5 juta pounds atau sekitar Rp82,5 miliar.
Bagaimana Bisa Arsenal Bayar Ganti Rugi ke Fans?
Paket tiket terusan selama satu musim penuh yang dibeli fans Arsenal bukan hanya untuk laga Premier League. Tetapi, juga laga kandang yang dimainkan Arsenal pada kompetisi lain seperti Piala FA, Carabao Cup, dan Liga Europa.
Nah, ada tujuh laga kandang ekstra yang ditawarkan Arsenal. Termasuk di Liga Europa. Satu laga dimainkan di Carabao Cup. Lalu, ada empat laga yang sudah dimainkan di Liga Europa.
Masih ada dua laga kandang tersisa. Satu laga yakni melawan Portsmouth di Piala FA. Jika Arsenal kembali kalah, maka mereka tidak punya laga kandang lagi di luar Premier League. Artinya, Arsenal harus membayar ganti rugi ke fans karena hanya ada tujuh laga kandang yang bisa dinikmati pemegang tiket terusan.
Saran Luis Suarez ke Barcelona: Beli Lautaro Martinez Saja lah
Trend Dunia - Penyerang Luis Suarez memberikan saran kepada Barcelona tentang siapa calon penggantinya. Pemain berusia 33 tahun tersebut ingin Los Cules membeli Lautaro Martinez dari Inter Milan.
Barcelona sudah dua musim terakhir berupaya untuk mencari penyerang baru. Antoine Griezmann menjadi salah satu yang didatangkan. Dia dibeli dari Atletico Madrid dengan harga 120 juta euro.
Namun, kedatangan pemain asal Prancis dianggap masih belum cukup. Barcelona dinilai belum benar-benar punya penyerang yang bisa menjadi pengganti Luis Suarez sebagai mesin gol.
Apalagi, belakangan Barcelona juga mengalami krisis di lini depan. Ousmane Dembele mengalami cedera parah. Bahkan, penyerang 22 tahun dinilai sudah tidak masuk rencana jangka panjang klub asal Catalan.
Luis Suarez Pilih Lautaro Sebagai Penggantinya
Luis Suarez sudah berusia 33 tahun dan bukan rahasia lagi Barcelona kini mencari penggantinya. Sejumlah nama masuk bidikan, tetapi sejauh ini belum ada kabar positif dari klub asal Catalan tersebut.
"Lautaro Martinez sangat berbakat," kata Luis Suarez dikutip dari RAC 1.
"Dia adalah pemain yang di tahun keduanya di Italia bermain di level yang hebat. Tetapi, bukan pemain yang membuat keputusan," sambung pemain yang pernah membela Liverpool tersebut.
Lautaro Martinez masih berusia 22 tahun. Tetapi, dia menunjukkan performa gemilang bersama Inter Milan. Sejauh ini, Lautaro Martinez sudah mencetak 19 gol dari 30 laga di semua kompetisi bersama Inter Milan.
"Saya sudah mengatakan selama dua tahun bahwa akan lebih baik untuk membawa striker muda sehingga dia bisa mulai beradaptasi dan belajar ketika saya pergi," kata Luis Suarez.
Restu dari Lionel Messi untuk Transfer Lautaro Martinez?
Mega bintang Barcelona, Lionel Messi memberikan restunya kepada Barcelona untuk merekrut Lautaro Martinez dari Inter Milan.
"Ia spektakuler, ia memiliki kondisi yang mengesankan. Ia terlihat menjadi pemain hebat, sekarang ia meledak dan menunjukkannya," serunya pada Mundo Deportivo.
"Ia sangat kuat. Ia memiliki kemampuan duel satu lawan satu yang sangat bagus, ia mampu mencetak banyak gol, di areanya ia bertarung dengan siapa pun. Lautaro memiliki banyak kualitas. Ia pemain yang sangat lengkap. Lautaro memiliki banyak kemiripan dengan Luis Suarez," terangnya.
El Clasico, Gerard Pique Sembuh dan Siap Bermain di Bernabeu
Trend Dunia - Kabar baik datang untuk Barcelona jelang duel El Clasico melawan Real Madrid. Bek tengah Gerard Pique sudah berlatih secara normal dan diyakini bakal siap bermain di laga krusial itu.
El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona bakal digelar pada Senin (2/3/2020) dini hari WIB. Laga pekan ke-26 La Liga musim 2019/2020 itu bakal digelar di Santiago Bernabeu.
Pada pertemuan pertama kedua tim di musim 2019/2020, laga digelar di Camp Nou, Barcelona dan Real Madrid bermain imbang 0-0. Sedangkan, pada lawatan terakhir Barcelona ke Bernabeu, mereka menang 0-1.
Saat ini, Barcelona sedang menapaki performa yang menanjak. Berbeda dengan pihak Real Madrid. Los Blancos justru dalam situasi sulit karena tidak pernah menang pada tiga laga terakhir.
Bagaimana Kondisi Gerard Pique Jelang El Clasico?
Tengah pekan lalu, Barcelona harus menjalani laga berat melawan Napoli di babak 16 Besar Liga Champions. Los Cules pulang dari Naples dengan hasil imbang 1-1. Namun, Gerard Pique menyudahi laga dengan jalan yang tertatih.
Gerard Pique mengalami cedera usai laga melawan Napoli. Bahkan, pelatih Quique Setien sempat cemas dengan cedera bek tengah berusia 33 tahun. Dia khawatir Gerard Pique mengalami cedera parah.
Namun, dikutip dari Marca, cedera yang dialami Gerard Pique rupanya tidak parah. Sebab, pemain yang pernah membela Manchester United itu sudah kembali berlatih pada hari Jumat (28/2/2020). Gerard Pique berlatih normal bersama pemain Barcelona lain.
Gerard Pique pun diyakini tidak mengalami masalah yang serius. Dia diprediksi bakal mengawal lini pertahanan Barcelona di Bernabeu, berduet dengan Samuel Umtiti atau Clement Lenget di posisi bek tengah.
Update Skuad Barcelona
Berlatihnya Gerard Pique memberi kabar baik untuk Barcelona. Akan tetapi, tidak lantas klub asal Catalan tersebut bisa tampil dengan kekuatan terbaik. Empat pemain kunci masaih cedera dan dipastikan bakal absen.
Berikut adalah perkiraan susunan pemain Barcelona di laga melawan Real Madrid.
Barcelona (4-3-1-2): ter Stegen; Junior Firpo, Lenglet, Pique, Semedo; de Jong, Busquets, Arthur; Vidal; Griezmann, Messi.
Pelatih: Quique Setien.
Info skuad: Suarez (cedera), Roberto (cedera), Alba (cedera), Dembele (cedera).
Subscribe to:
Posts (Atom)