Trend Dunia - Virus Corona yang sedang ramai diperbincangkan di Indonesia ini dikenal menyasar orang dewasa maupun lansia. Namun bukan berarti anak-anak tidak rentan terhadap penyakit tersebut.
Salah satu alasan mengapa anak bisa terjangkit virus tersebut adalah karena daya tahan tubuhnya yang belum sempurna.
Secara khusus, COVID-19 pada anak-anak tidak menunjukkan gejala layaknya pada orang dewasa.
Dengan meningkatnya kasus virus Corona di seluruh dunia, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah, anak-anak tak terkecuali.
Masa karantina mandiri di rumah sebagai upaya pencegahan virus Corona bisa jadi membosankan dan membuat stres, yang mungkin juga dirasakan buah hati Anda.
Menurut dokter Gina Anindyajati, merasa sedih, tertekan, khawatir, bingung, takut, atau marah, merupakan hal yang wajar selama krisis seperti pandemi virus Corona.
Namun, ada petunjuk praktis untuk menangkal terkena stres, yang bisa dipraktikkan tidak hanya untuk orang dewasa melainkan juga anak-anak.
Satu di antara contohnya, Anda bisa mengajak anak bermain dan santai bersama di sela rutinitas kegiatan belajar di rumah.
Jangan lupa, berikan informasi tentang apa dapat terjadi dengan cara meyakinkan kembali bahwa keadaan akan kembali membaik.
Lantas, apa lagi yang bisa dilakukan? Bola.com merangkum dari WHO, Kamis (26/3/2020), cara atasi stres pada buah hati selama wabah COVID-19.
scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
5 Cara Mengatasi Anak yang Stres
1. Anak-anak dapat merespons stres dengan berbagai cara seperti menjadi cemas, menarik diri, marah atau gelisah.
Tanggapi reaksi anak Anda dengan cara yang mendukung, mendengarkan keprihatinan mereka dan memberi mereka cinta ekstra dan perhatian.
2. Anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian orang dewasa selama masa-masa sulit. Beri mereka waktu dan perhatian ekstra. Ingat untuk mendengarkan anak-anak Anda, berbicaralah dengan baik dan meyakinkan mereka.
Jika memungkinkan, buat peluang untuk anak bermain dan santai.
3. Cobalah dan jaga anak-anak dekat dengan orang tua dan keluarga mereka, dan sebisa munkin hindari memisahkan anak-anak dan pengasuh merek. Jika terjadi perpisahan, misal rawat inap, memastikan kontak teratur, bisa misal via telepon.
4. Ketika proses pembelajaran di sekolah sedang diliburkan, lakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa atau buatlah pengalaman baru di rumah buat si kecil, seperti merasakan pembelajaran dari rumah, dan tambahkan waktu bermain serta luangkan waktu untuk bersantai.
5. Berikan fakta tentang apa yang terjadi, jelaskan apa yang terjadi terjadi sekarang dan beri mereka informasi yang jelas tentang cara untuk mengurangi risiko terinfeksi oleh penyakit dengan kata-kata yang dapat mereka pahami, tergantung usia mereka.
Hal ini berguna untuk meyakinkan anggota keluarga dan memberikan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala, sesegara mungkin periksakan ke tenaga medis, ini membuat mereka akan merasa lebih baik.
No comments:
Post a Comment